Desember telah Berubah

Awal bulan Desember sekarang hujan seperti tak bersahabat dengan para penanam, dulu menurut orang tua desember adalah bulan Gedhe-gedhene Sumber (besar-besarnya sumber air) yang artinya dibulan desember hujan telah lama terjadi sehingga ketika bulan desember sumber air melimpah.

Hujan memang telah datang pada bulan November yang lalu tapi memasuki belan Desember hujan tak kunjung menyusul, debu mulai merangsek datang kembali di bulan Desember ini, tanaman jagung yang sudah setinggi 15 cm meradang kepanasan, tanaman sengon yang rame-rame ditanam bulan November sudah dahaga menunggu sang empunya menyiram dua hari sekali.



Memang bulan Desember tahun ini banyak keluarga merayakan pesta perkawinan anaknya atau mengkhitan, apakah ini penyebabnya ?. Biasa kalau orang punya hajat selalu berhubungan dengan pawang hujan untuk meminta bantuan agar acaranya sukses tanpa ada hujan.

Musim seperti berlomba dengan arah politik di negeri ini yang sulit diprediksi kemana arahnya, petani yang menanam karena sulit memprediksi datangnya hujan jadi ragu untuk menyiram tanaman yang telah ditanam di bulan November lalu, kalau disiram jangan-jangan hujan datang, bisa-bisa rugi oleh biaya untuk menyiram yang tidak sedikti, tapi kalau tidak disiram juga rugi karena tanamannya mati layu, sehingga hati petani pedih bagaikan teriris sebilah sembilu.

Tak ada hujan sepertinya hanya terjadi di jawa bagian selatan termasuk MASEL "Malang selatan" , karena di daerah lain seperti Jakarta dan Sumatera sempat banjir. Banjir kebanyakan hujan atau karena resapan air yang salah perencanaan atau perawatan.

Di bulan Desember yang sekarang suhu lingkungan juga begitu panas, di dalam rumahpun terasa panas "gerah" apalgi diluar rumah, terasa panas tidak saja dari arah atas, tapi dari segala arah kanan kiri muka belakang, untung kalau dari dalam tubuh tidak panas.