Oke MMS Headline

Okemms | Oke MMS

PRAJURIT KEBODOHAN melawan PRAJURIT AKAL

Written By Nyach on Senin, 11 Januari 2010 | 08.26

Lama Nyach tidak mampir dirumah Pribadi bersama Organisasi Kepemudaan Mandiri Makmur Sejahtera " Oke MMS " Untuk mengobati rasa kangen Nyach mencoba memposting tentang yang antagonis dalam diri kita (Manusia)
JIWA (AN-NAFS) yang terdapat dalam diri kita.

Ada sebuah hadits Rasulullah SAW (bagi sebagian ulama dikatakan sebagai kata-kata hikmah) yang mengatakan “Man ‘Arofa Nafsahu faqod ‘Arofa Rabbahu”. Yang diartikan barangsiapa mengenal dirinya (Nafsahu) akan mengenal tuhannya.

An-Nafs dalam bahasa Indonesia sering diartikan menjadi diri atau jiwa. Hal ini berbeda dengan ruh, yang dalam bahasa Arab (Al Qur’an) dibahasakan dengan Ar-Ruh.

Hakikat dari diri manusia inilah sesungguhnya yang dikenal dengan sebutan Jiwa muthmainnah, yang apabila dikenal maka akan dikenalah Allah.

"Hai jiwa yang tenang (jiwa muthmainnah), kembalilah kepada Tuhanmu, merasa senang (kepada Tuhan) dan (Tuhan) merasa senang kepadanya". [QS Al Fajr (89) : 27-28]

Jiwa muthmainnah juga mempunyai “penyakit” yaitu jiwa-jiwa yang banyak jumlahnya yang disebut jiwa hawa (hawa nafsu).

Jiwa-jiwa yang banyak inilah yang menjadi “penyakit” bagi hati sehingga mengarahkan manusia kepada sifat-sifat tercela. Yang akan menyesatkan dan menjauh dari Allah. Inilah yang oleh Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan Al Baihaqi dari Ibnu Abbas sebagai berikut:

"Musuhmu yang terbesar adalah nafsumu yang berada diantara kedua lambungmu".

"Dan aku tidaklah membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu suka menyuruh kepada yang buruk". [QS Yusuf (12) : 53]

"... dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah...". [QS Shaad (38) : 26]

Imam Ja’far Ash Shiddiq seperti dikutip dalam buku Tao of Islam (Mizan, 1996), mengklasifikasi hawa nafsu (prajurit kebodohan) ini menjadi 75 jenis, yaitu :
 
Prajurit Kebodohan
Prajurit Akal
jahat (wazir kebodohan)
kekafiran
penyangkalan
keputusasaan
ketidakadilan
kemarahan
tidak bersyukur
kecil hati
keserakahan
kekejaman
kemurkaan
kebodohan
kepandiran
tak kenal malu
kerinduan
pelanggaran batas
kelancangan
Prajurit Kebodohan
Kesombongan
ketergesa-gesaan
kedunguan
omong kosong
kecongkakan
keraguan
kegelisahan
dendam
kemiskinan
pengunduran diri
upaya melupakan
pemutusan hubungan
keserakahan
penarikan diri
permusuhan
pengkhianatan
keingkaran
kekasaran
perudungan
kebencian
kebohongan
kepalsuan
curang
zina
ketumpulan pikiran
sifat membuka
penipuan
pengungkapan
kelalaian
berbuka
pengelakan
pelanggaran janji
fitnah
tidak patuh
manis mulut
ditolak
pameran
pernyataan
kegairahan
Prajurit Kebodohan
Penghalang
Kejorokan
tak sopan
melampaui batas
kesusahan
kesulitan
kemusnahan
berlebihan
perubahan pikiran
kesembronoan
kesengsaraan
keras kepala
penipuan diri
ketidakpedulian
penghinaan
kelambanan
kesedihan
keterpisahan
kekikiran
Baik (wazir akal)
Iman
Pengakuan
Harapan
Keadilan
Kepuasan
Rasa syukur
Hasrat
Kepercayaan
Pengampunan
Belas kasih
Pengetahuan
Pemahaman
Kesopanan
Penolakan
Kehalusan
Penghormatan
Prajurit Akal
Kerendahan hati
Ketenangan
Kepandaian
keheningan
kepasrahan
penyerahan
kesabaran
maaf
kekayaan
ingatan
upaya mengingat
keakraban
kepuasan hati
berbagi perasaan
persahabatan
kesetaiaan
kepatuhan
kelembutan
keselamatan
cinta
kejujuran
kebenaran
bisa dipercaya
kesucian
ketajaman pikiran
penyelubungan yang baik
keterusterangan
penyembunyian
shalat
puasa
perjuangan
hajj
menjaga perkataan
cinta dan baik pada orang tua
realitas
diterima
penutupan
penjagaan
keadilan
Prajurit Akal
penunjang
kebersihan
malu
langsung ke tujuan
kenyamanan
kemudahan
karunia
ketepatan
kebijaksanaan
kesungguhan
kebahagiaan
taubat
permintaan maaf
kehati-hatian
permohonan
keaktivan
kegembiraan
kedekatan
kedermawanan

0 komentar: