Tok tok tok suara ketukan pintu, tak beberapa lama sahabat dan teman SMP juga teman SMAku muncul dengan hanya bercelana levies belum mengenakan baju “ oh Anwar ayo masuk, mohon maaf lahir batin ya”, sambil menjabat tanganku dengan eratnya. “ sebentar ya. Dengan tergesa masuk kembali keruang dalam rumahnya yang bercat putih agak kusam.
Berada diruang tamu saya dan keluarga menempati busa berukuran sedang, ada 3 busa berukuran lebih kecil dari busa yang kutempati dengan istri dan anaku yang ragil*, sedangkan anak sulung dan kemenakan masing-masing berada di busa lebih kecil. Kami berlima duduk melingkar yang ditengah tengahnya sebuah meja tempat makanan lebaran, tepat di atas meja menggantung lampu antic yang berharga mahal berpendar meneruskan sinar dari bola lampu listrik.
Dulu Lampu ini menggunakan lampu minyak, apabila lampu menyala sinarnya diterusa dengan terang oleh tudung lampu yang terbuat dari batu putih mengkilat. Sekarang lampu ini berharga puluhan juta, karena tergolong barang antic.
Tak berapa lama tuan rumah sambil duduk menyapa “Maaf ibunya gak dirumah, dia lagi membantu saudara di dusun sebelah yang mau hajatan, ayo dimakan kue lebaran yang sederhana ini” Makrus temanku itu muncul dengan pakaian yang sudah lengkap dengan kaos berwarna krem. “Dari mana ini, kok sore-sore sampai di sini” .Tanyanya kepada saya. Memang biasanya saya silaturrahmi lebaran kerumahnya selalu siang seperti lebaran yang lalu .
Belum sempat saya jawab pertanyaanya, anaku yang sulung berkata “Aku ingin pipis”. “ Nyuwun sewu* injin ke kebelakang, nggih*” lanjut istriku yang berada disebelahku meneruskan niat putrid sulungnya. “ Silahkan-silahkan, kesini” tuan rumah mempersilahkan dengan ramah sambil bangkit di ikuti ibu dan anak kebelakang.
Saya keluarkan rokok filter dan berkebul asap setelah kusulut sebatang rokok kesayangan yang tinggal dua batang. Sambil menggoda kemenakan, “gimana capek bersepeda motor ?” , “Ahh lumayan, jam berapa sampai dirumah” jawab kemenakan yang saya mintai bantuan sebagai drivers menggoceng putrid sulungku berlebaran. Maklum anak sudah mulai besar, si sulung berumur 10 tahun dan yang kedua ragil sementara berumus 5 tahun. Saya katakan ragil sementara karena tidak tahu berapa jumlah anak yang akan di amanahi kepada saya dan istriku. Ketika mereka masih kecil-kecil ketika bepergian sekeluarga kemana saja saya sanggup bersepeda berempat, tetapi setelah anak-anak mulai besar jok sepeda motor gak cukup untuk empat pantat, sehingga harus memakai dua motor, sehingga saya mengajak kemenakan sebagai driversnya. Dia lulusan SMA yang akan bekerja ke Surabaya berangkat besuk harinya, makanya dia kawatir kemalaman saat pulang.
Kemenakan itu bernama Teguh berusia 21 tahun dan sering keluar rumah bersama teman-teman sekampung. “ ini daerah mana Mas ?.” tanyanya dengan raut wajah yang bingung.
“Lho jadi kamu belum tahu ?. ini daerah yang berada di baratnya, kamu memperbaiki velg sepeda itu”. Jawabku.
“Aku tidak pernah kesini, padahal ini masih wilayah satu kecamatan dengan rumah kita “. Berarti ini sudah wilayah Malang ?. Dia semakin penasaran.
“ Iya “ jawabku dengan singkat sambil menikmati rokok yang saya nyalakan.
“Kita tadi dari arah blitar dan belok kanan diperempatan pasar Samben, terus melewati daerah wisata spiritual Njugo dan akhirnya menyeberangi sungai berantas dengan melewati jembatan Imam Soedjono”.
“Katanya Vivi jalannya ndredet ndredet, bergetar”. Sahutnya.
"itulah beda kualitas jalan antara kabupaten Malang dan Blitar" lanjutku
Tak berapa lama istriku muncul, " ada orang tua, bapaknya kah itu" sambil duduk dia bertanya kepadaku. " Sepertinya sedang sakit." lanjutnya.
"Dimana ?." aku penasaran
"di kamar Yah." jawab istriku mempertegas.
"Ah masak kelihatan tua, ayah makrus itu ganteng, putih dan tinggi." aku mementahkan anggapannya.
Tuan rumah Muncul dari ruang tengah sambil menggenggam rokok, “dari mana ini”, sambil duduk di busa dengan posisi menghadap kearah halaman rumah.
“ Ini tadi mampir, ke Budi tapi tidak bertemu “ Jawabku. “ Menurut anaknya yang besar dia ke pasar,. Kok sore-sore ke pasar ya ?” sambil mengharap penjelasan tentang temanku satu kos saat SMA itu.
“ Anu War, Budi itu sekarang berdagang pisang.Kalau sore begini dia bawa satu obrok*terus dititip kekios yang ada di pasar, besuk pagi membawa satu lagi, memang biasanya membawa dua obrok untuk dijual kepada pedagang pisang di pasar Wlingi”. Penjelasan yang lengkap.
Obrok adalah istilah alat untuk membawa barang yang dibawa menggunakan sepeda. Obrok terbuat dari kayu, besi atau karung goni.
"Bapak ada di sini ya Krus ?." saya berusaha mencari kebenaran pendapat istriku tadi.
"Iya, itu ada di kamar."
"Sudah satu bulan setengah di sini. Kondisinya sangat lemah, untuk beraktifitas gak mungkin lagi."
"Bergerak sedikit, saja sudah termegap-megap, karena gerakan paru-parunya sangat terbatas"
Terbayang olehku dikala masa mulai masuk SMA, saat itu karena sakit, Aku tidak masuk sekolah selama satu minggu. Padahal masih pertama masuk sekolah. Bapak yang sekarang berada dikamar itu menjenguk kerumah. Beliau menggunakan topi lebar terbuat dari kulit yang sangat bagus. Kelihatan ganteng dan gagah, putih, tinggi dan sangat gaul.
"ok lah Krus, karena sudah malam, saya sebelum pamit pulang mau jenguk Bapak ke dalam", permisiku kepada tuan rumah.
Tanpa menunggu kjawaban dari teman dekat masa SMA itu aku nyelonong ke dalam, mencari kamar tepat bapak yang gagah di masa muda itu. Saya lihat bapak tua yang kurus renta, di sebuah kamar. Bernapas ngos-ngosan sambil memegangi dadanya.
Saya sapa dan sambil salam dengan beliaunya. Tak tega saya banyak mengajak berbicara.
Setelah itu pamit pulang. Diperjalanan pulang saya selalu berpikir masa mudanya kemana, kayak lagu H. Rhoma Irama. Jagalah masa mudamu sebelum datang masa tuamu.
7 Keistimewaan Hari Arafah, Hari Yang Dinantikan Jutaan Umat Islam
23 jam yang lalu
5 komentar:
Yang selalu kita abaikan adalah pasti kesehatan kita, merasa lebih kuat dan selalu kiat maka apapun di lakukan tanpa imbalan untuk tubuh kita seperti vitamin ,susu atau makanan sehat.
Jadinya ketika Tua baru merasakan begitu kurangnya memanjakan diri ketika masih kuat.
sangat setuju dengan Ibu Dini, jaga masa muda dengan makanan berimbang dan seharusnya berolah raga teratur.
huaaah... ngerasa diingetin...
makasih yaa.. :)
Salam kenal, kunjungan balik
membaca postingan sampean jadi keingat kampung halaman, kemarin mudik ke tulungagung, terus jalan jalan kemalang lewat blitar..:)
btw tulisannya mengingatkan kita untuk mengisi masa muda kita dengan banyak kebaikan..ya bergaul yang baik, makan dan minum yang baik,menjaga kesehatan dengan baik...mengurangi atau bahkan stop merokok...hehehe dari postingannya saya baca tentang rokok tuh mas...hehehe..semoga bisa dikurangi atau bahkan distop..*maaf kalo komen saya nggak berkenan malah tentang rokok..
sebenarnya setiap orang, mau gagah atau biasa2 saja disaat mudanya pada saatnya akan mengalami masa dimana kita akan mulai sakit2an dimasa tua. klo ditempat saya disebut penyakit orang tua :)
Tapi saya setuju, paling tidak bila dimasa muda dijaga pola makannya, gaya hidupnya mungkin akan mengurangi masalah sakit2an itu..
Posting Komentar