Rambutan, buah yang berambut , isi deklamasi anak-anak TK seperti yang saya dengar di acara radio disetiap minggu pagi. Akhiran "an" dari kata itu yang membuat orang mendengar jadi membayangkan manisnya buah tersebut.
Perjalanan dari Malang ke kabupaten Trenggalek jelas melewati kabupaten dan kota Blitar, di daerah ini terdapat banyak pohon-pohon rambutan yang bergelayut menopang buahnya. Buah rambutan yang berwarna merah membuat kami ber-keinginan merasakan nikmatnya rasa buah. Teman kami yang sedang mudik liburan di rumah orang tuanya di Blitar mengatakan :
"Rambutan sekarang murah hanya berharga Rp. 500,- sampai dengan Rp. 700,-" asalkan metik sendiri kemudian ditimbang.
Teman yang lain menimpali dengan kata-kata, " bisa hanya seharga Rp. 200,- asal mau tapi belinya jam dua belas malam" hahahaha membuat seisi mobil bergelak menambah kegembiraan rombongan yang mau taziah dirumah keluarga rekan itu.
Perjalanan pulang menuju Malang, dua mobil merapat di depan rumah yang terlihat banyak pedagang buah rambutan datang membawa sepeda motor yang penuh dengan bawaan rambutan dagangannya, ada pula yang selesai menurunkan rambutan bawaannya dan menerima uang hasil penjualan, ada pula yang baru menstarter motor dengan keranjang sudah kosong mau pulang.
Hampir semua penumpang dua mobil tersebut ikut turun dan tak lupa mencicipi buah rambutan yang kececeran di lantai atau memetik yang masih ada dibelakang sepeda motor dan belum diturunkan oleh pedagangnya. Beberapa teman melobi pedagang yang lagi sibuk mengadakan pembayaran, " berapa harga rambutan per 1 kilogramnya ?", salah satu teman melontarkan kalimat pembuka.
"Kalau beli banyak, harganya Rp. 3000,- /kg, " jawab pedagang sambil menoleh ke arah yang punya suara.
"kok sama dengan harga rambutan di pasar Kepanjen" jawab teman yang seorang ibu-ibu dan sering belanja ke pasar, sambil membalikkan badan menuju mobil dan diikuti oleh teman yang lain termasuk diriku.
Perjalanan dilanjutkan dengan tanpa membawa rambutan, eeeeh di tengah perjalanan terlihat seseorang membonceng rambutan dikeranjang yang ditaruh di jok sepeda motor Honda 70, terlihat mobil rombongan kami yang ada di depan memepet orang tersebut dan terlihat tangan salah satu teman keluar melalui kaca jendela mobil berkomunikasi dengan pengendara sepeda tersebut. Tidak seberapa lama mobil depan itu menepi dan berhenti diikuti pedagang rambutan itu termasuk mobil yang saya tumpangi.
" Rambutannya mau dibawa kemana Kawan" langsung saja dicecar dengan kata-kata persahabatan bernada ingin membeli (hiks padahal nada itukan do re mi so la si do....)
" Ya dijual Pak," jawab lelaki setengah baya yang memakai kaos sambil mematikan mesin motornya.
"Berapa harganya " lanjut sipenawar.
"Tapi saya tidak membawa timbangan" sambil sedikit kebingungan, karena muka belakang tahu tahu banyak lelaki mendekat ke arahnya.
"semua saja harga borongan" sipenawar gak mempedulikan kebingungan pedagang.
"gak bisa" pedagang terlihat makin bingung di rona wajahnya.
"kenapa" desak sipenawar.
"gak tahu ukuran (yang dimaksud beratnya)" pedagang memberi alasan.
"sudah gini saja, Bapak membelinya berapa ?" penawar memberi solusi mengarah ke rambutan yang merah merah masih di atas sepeda.
"Saya beli Rp. 180.000 ", spontan jawaban itu oleh pedagang.
"sudah saya beri laba Rp. 20.000, jadi saya beli Rp. 200,000,- semua rambutannya" teman yang lain ikut menawar.
"Kalau laba segitu gak boleh" balas pedagang setengah berbisik.
"Bapak minta diberi laba berapa ?" penawar mempertegas
"Lima puluh ribu." jawab pedagang dengan mantabs.
"ya sudah Saya beri laba Rp. 50.000, jadi saya membayar Rp. 230.000,-" disambut penawar denga senyuman supermanisnya.
Jadilah sepeda motor itu ditepikan tepat di depan toko yang sedang tutup, diikuti oleh semua teman-teman, ada yang ikut membantu mendorong sepeda yang penuh dengan rambutan, kalau ditaksir bobot rambutannya lebih dari 1 kwintal itu. Saya nyeletuk "wahhhh beli rambutan termasuk bakule (pedagangnya)", " Iyo sak sepedae" balas teman yang lain, Pedagang itu senyum sambil memasang
"ayo ayo urunan semampunya, ambil rambutan sekehendaknya"
Susana benar-benar mengasyikan, sambil memilih rambutan di dalam keranjang . memang lagi musim rambutan sehingga harga RP. 3000,- /kg dirasa mahal.
7 Keistimewaan Hari Arafah, Hari Yang Dinantikan Jutaan Umat Islam
1 hari yang lalu
15 komentar:
kerja sambilan di saat libur.. nebas rambutan.. tp sayang.. mana buktinya.. kok nggak diposting jg fottonya.. biar tambah asyik. hehehe..
@Triana Ardiani
Bukan kerja kok, tapi kurang kerjaan
Heee 3000 sekilo dibilang mahal @_@
rambutannya masih ada gak kang okems??
@Untje van Wiebs
Itu juga yang terbersit dalam pikiran ketika ibu-ibu temanku mengatakan "masih mahal kok sama dengan harga rambutan di pasar", mungkin karena lagi musim Rp. 3000 dikatakan mahal, atau bisa juga terpengaruh cerita teman yang rumah mertuanya di Blitar bahwa harganya hanya Rp. 700,-/kg.
@Obat Alami
Ada kayaknya, tapi hilang kulitnya karena sudah dikuliti dan disimpan dipendingin. mari singgah ke rumah kan ku hidangkan.
jadi jatuhnya berapa setelah semua rambutan diborong?
*jangan2 lebih dari Rp 3000/kg :)
**smiley id facebook tentu digunakan di facebook chat langsung
klo di hitung harga rambutan kira2 hanya Rp. 1800,- mas
makasih atas inponya
kalo saya minta gratisan ditimpuk gk ya om sama penjualnya? haha
makasih banyak atas semua info nya dan salam kenal aja,,,,,
sip deh gan
ok sip gan
sukses selalu
nice ga
makasih banyak gan
Posting Komentar