Aksi Corat-Coret dan Trek-Trekan untuk Merayakan Kelulusan
sebagai bahan renungan bersama
Berita-berita di televisi lokal tentang Aksi Corat-Coret dan Trek-Trekan untuk Merayakan Kelulusan SMA/SMK sangat mencengangkan, ada yang jatuh saat dibonceng temannya yang mengendarai motor dengan kencang. Sebagian besar siswa yang melakukan trek-trekan tidak memakai helm sebagai pelindung kepala, atau pakaian yang disarankan agar aman berkendara khususnya motor.
Sebenarnya sah-sah saja melakukan Aksi Corat-Coret dan Trek-Trekan untuk Merayakan Kelulusan, tetapi apakah itu merupakan wujud dari rasa bersyukur atas semua hasil yang diperoleh ?. Bersyukur merupakan wujud dari rasa terimakasih kepada yang kuasa, yang seperti kita pahami bersama bahwa apa yang terjadi merupakan kehendak tuhan, termasuk lulusnya seorang siswa. Apakah tuhan menyukai tindakan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain ???. Apakah tuhan suka dengan tidakan kemubadziran ???. Baju seragam yang masih layak pakai disemprot cat, dicorat coret dengan spidol padahal masih banyak orang yang membutuhkan baju seragam untuk sekolah.
Siapa yang melakukan Aksi Corat-Coret dan Trek-Trekan untuk Merayakan Kelulusan ??.
Untuk menjawab pertanyaan ini, bisa kita bagi menjadi dua kelompok :
KELOMPOK PERTAMA adalah kelompok siswa yang dalam mempersiapkan ujian nasional kurang serius, mereka hanya berharap saat pelaksanaan ujian mendapatkan jawaban dari teman-teman secara langsung atau melalui SMS. Mereka merasa berhasil mengelabuhi pengawas ujian nasional atau merasa berhasil mendapat kesempatan dari pengawas untuk mendapatkan jawaban dari teman. Begitu bangganya atas keberhasilan itu sehingga mereka mempersiapkan aksi merayakan kelulusan yang penuh dengan bahaya dan kemubadziran.
KELOMPOK KEDUA adalah kelompok siswa yang menjunjung tinggi solidaritas sesama teman, mereka merasa tidak enak apabila tidak mengikuti aksi dari teman-temannya untuk mengadakan aksi bahaya dan kemubadziran itu. Mereka merasa senasib sepenanggungan, benarkah ini. Apakah kalau dia tidak lulus teman-temannya juga meminta untuk tidak diluluskan sebagai wujud ikut senasib sepenanggungan ???.
Dari tahun-ketahun Aksi Corat-Coret dan Trek-Trekan untuk Merayakan Kelulusan selalu ada, dari hasil memperhatikan perilaku siswa sejak sebelum, saat dan selesai pelaksanaan UN, siswa yang melakukan Aksi Corat-Coret dan Trek-Trekan untuk Merayakan Kelulusan , paling banyak adalah kelompok pertama. Mereka hanya melanjutkan budaya, siapa yang memulai aksi ini ??? sulit untuk dijawab.
Aksi yang awalnya dilaksanakan oleh siswa-siswa di tahun 90 an ini, terus dilestarikan oleh siswa-siswa di masa sekarang. Para orang tua dan pihak sekolahpun terjadi dua kelompok dalam menanggapi aksi mereka.
Terserahlah, semoga tulisan ini patut untuk bahan perenungan, setuju atau tidak , itu tidak penting.
18 komentar:
kalau saya dulu g corat coret pakai cat tp cukup tanda tangan di baju pkai pulpensiasa malah lebih terkesan daripada di corat coret pakai cat
kalo saya dulu pas lu2s SMA ga ikut corat-coret mas..
langsung kaburr dari teman2...
jadi saya aman-aman aja...
DAsar anak-anak sekarang. lulus aja sampe coret-coretan padhal ada cara lain yang lebih baik seperti menyumbangkan bajunya kepada orang yang membutuhkan
salam sahabat
sudah saya kirim ulang tuh mas hehe cek email ya,terima kasih
wah baru baca p[osting ini, eh malah didepan rumah saya sekaranmg ada konvoi lulusan,,,, tapi kayaknya sekrang lebih sedikit yang erayakan lulusan dengan konvoi & corat coret semoga saja kedepan budaya buruk ini hilang
hahaha miris
lucu banget om, lulus SMA sekarang sih bukan apa2
la wong lulus kuliah aja hal yg biasa
ngga usah berlebihan
mending seragamnya dikasih ke yg butuh
biar bermanfaat bagi orang lain
daripada wasting dicoretin
Anak2 sekarang susah diomongin deh...padahal gara2 pesta ugal2an tsb sudah sering kita dengar....ada yg meninggal atau masuk RS krn tabrakan....Ya, moga saja pas kelulusan SMP nanti....anakku gak ikut2an niru gaya anak SMA....
aksi coret-coretan dan balapan sangat tidak positif bagi generasi muda jaman sekarang
tapi itulah kenyataan yang terjadi sekarang. Banyak yang bisa dilakukan misalnya sujud syukur atau aksi sosial.
maaf baru muncul lagi
saya dlu SMA asuka coret2 jga,hehehhe
Seharusnya bersyukur atas kelulusannya dan baju-baju smu yang tidak terpakai di sumbangkan buat adik-adik kelasnya...hehe
@Rizkyzone.com : mungkin lupa gak bawa cat pilok hayooo ngaku
@Vivieck : itu cara yang aman, bagus jempol dua untuk njenengan
@Dhana/ๆดๅฎๅจ : kupon DD nya sudah kupajang tuh
corat coret
trek-trekan
pulang malam
pesta seks
itulah ritual perayaan kelulusan sma
hey.....spamnya banyak banget.....cukup satu aja yak.....
yang penting lulus toh....apa lagi yang diributkan.....sudah jelas hasil kelulusan semua anak di seluruh negeri hampir 100 %. bukankah itu bagus.....seharusnya kita mengapresiasi hasil jerih payah anak anak kelas 3.
@bonk AVA : wah spam ??? gak ngerti yg di maksud. bisa menunjukan dan terimakasih sdh di peringatkan
maklum masih darah muda. apa lagi di zaman perpisahan yamg di nanti2.
hehee
seru tpi tetep mesti bisa kontrol situasi lingkungan.
coret-coret ga apa-apa , ga pernah merasakan gairah muda ya.
Posting Komentar