Jamur tiram kini mulai tersedia di sejumlah pasar modern (mal/supermarket). Bahkan sejumlah restoran besar maupun hotel berbintang di Indonesia pun menyediakan menu jamur tiram. Berbagai makanan olahan berasal dari jamur Tiram bisa diciptakan dengan mudah.
Hasil penelitian secara klinis menyebutkan, kandungan senyawa kimia khas jamur tiram berkhasiat mengobati berbagai penyakit manusia seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol, dan anemia. Senyawa ini juga bisa meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan polio, influenza, serta kekurangan gizi.
Dengan tingkat harga yang tinggi (Rp 8.000-Rp 12.000/kg), budi daya jamur tiram mempunyai fesibilitas ekonomi yang lebih baik. Artinya, ia bisa dijadikan usaha sampingan bagi petani, maupun usaha pokok bagi kaum muda yang hingga kini masih menganggur.
Sayangnya, masih banyak warga masyarakat yang belum mengetahui keuntungan budi daya jamur tiram dan manfaatnya bagi kesehatan manusia. Di Barat, kaum vegetarian menjadikan jamur tiram sebagai salah satu bahan makanan ideal, dan bisa diolah menyerupai daging ayam, daging sapi, atau daging kambing.
Langkah warga di Kec. Kalipare Kab. Malang tampak menekuni bisnis sampingan budi daya jamur Tiram berada di desa Tumpakrejo, Sukowilangun dan desa Kaliasri/Kalitelo disamping memproduksi jamur juga bersedia melayani pembelian baglog jamur Tiram, sedangkan di desa Sumberpetung sebagai produksi jamur saja.
JAMUR tiram tak hanya memiliki rasa yang lezat, tapi juga mengandung gizi tinggi dan bermanfaat bagi kesehatan manusia. Menurut penelitian Departemen Sains Kementerian Industri Thailand, jamur tiram mengandung karbohidrat (50,59 %), protein (5,94 %), serat (1,56 %), dan abu (1,14 %), dengan kandungan lemak sangat rendah (0,17 %). Setiap 100 gram jamur tiram segar mengandung 45,65 kalori, 8,9 mg kalsium, 1,9 mg besi, 17,0 mg fosfor, 0,15 mg vitamin B1, 0,75 mg vitamin B2, dan 12,40 mg vitamin C.
Berdasarkan hasil bersiturrahmi yang cukup santai pada hari Minggu pagi, 18 Desember 2011 dengan pelaku budi daya jamur Tiram di Kalipare didapatkan informasi bahwa, jamur tiram mudah dibudidayakan dengan teknik yang hampir sama dengan jamur merang. Untuk mengawalinya ada beberapa tahap yang harus dilakukan:
Tahap 1 menyiapkan rumah jamur (kumbung),
Tahap 2 membuat media bibit induk (spawn) untuk yang profesional
Tahap 3 cara memproduksi jamur tiram, cocok untuk pemula
TAHAP 1 : MENYIAPKAN RUMAH JAMUR ( KUMBUNG )
Kumbung dapat dibuat dari rangka besi, kayu, atau bambu, dengan dinding dan atap terbuat dari plastik. Pada bagian luar kumbung dipasang lagi atap dan dinding dari anyaman bambu, nipah, atau kain yang dapat ditutup-buka, untuk mengatur cahaya matahari yang masuk. Kumbung dilengkapi jendela untuk mengatur sirkulasi udara. Hal ini terkait dengan kebutuhan suhu dan kelembaban udara yang ideal. Di dalam kumbung bisa dibuat dua deret rak (bedengan) bertingkat, sebagai tempat meletakkan ratusan -bahkan ribuan- bag log. Kumbung berukuran 8 x 3 m2, misalnya, bisa menampung 3.000-an bag log.
Baglog bisa dibuat sendiri, bisa juga membeli dari pembudidaya jamur tiram yang sudah berpengalaman. Memang lebih praktis membeli, apalagi harganya relatif murah (Rp 1.100-Rp 2.000). Begitu pula dengan bibit jamur, yang kini dapat dibeli di petani-petani kawakan.
TAHAP 2 : MEMBUAT MEDIA BIBIT INDUK (SPAWN)
Bagi saudara yang mau lebih profesional dalam budi daya jamur tiram, inilah 10 LANGKAH MEMBUAT MEDIA BIBIT INDUK:
1. Bahan medianya yang berupa biji-bijian atau campuran serbuk gergajian albusia (SKG) ditambah biji millet (pakan burung kenari dan gould amandine), 1 (42%) : 1 (42%). Bahan baku ini adalah yang terbaik.
2. Bahan baku dicuci dan direbus selama 30 menit menggunakan pressure cooker atau panci.
3. Bahan baku tersebut ditiriskan dengan ayakan. Tambahkan 1% kapur (CaCl3), 1% gypsum (CaSO4), vitamin B kompleks (sangat sedikit) dan atau 15 persen bekatul. Kadar air 45-60 % dengan penambahan air sedikit dan pH 7.
4. Bahan baku tersebut lalu didistribusikan ke dalam baglog polipropilen atau botol susu atau botol jam pada hari itu juga. Perbotol diisi 50-60% media bibit, disumbat kapas/kapuk, dibalut kertas koran/alumunium foil.
5. Sterilisasi dalam autoclav selama 2 jam atau pasteurisasi 8 jam pada hari itu juga. Temperatur autoclave 121 derajat C, tekanan 1 lb, selama 2 jam. Temperatur pasteurisasi 95 derajat C.
6. Lakukan inokulasi dengan laminar flow satu hari kemudian. Setelah suhu media bibit turun sampai suhu kamar dilakukan inokulasi bibit asal biakan murni pada media PDA (sebanyak 2-3 koloni miselium per botol bibit).
7. Inkubasi (pertumbuhan miselium 15-21 hari) pada ruang inkubasi/inkubator, suhu 22-28 derajat C.
8. Botol atau baglog isi bibit dikocok setiap hari, dua hingga tiga kali. Hal ini dilakukan agar pertumbuhan miselium bibit jamur merata dan cepat serta media bibit tidak menggumpal/mengeras.
9. Bibit induk dipenuhi miselium jamur dengan ciri pertumbuhan miselium jamur kompak dan merata.
10. Jamur tersebut digunakan sebagai inokulan/bibit induk/bibit sehat perbanyakan ke 1 dan ke 2. Bibit ini disimpan dalam lemari pendingin selama 1 tahun, bila tidak akan segera digunakan.
TAHAP 3 : MEMPRODUKSI JAMUR TIRAM (PLEUROTUS SPP)
Bagi saudara yang ingin sebagai pembudidaya jamur Tiram dan sebagai baglog, inilah 10 LANGKAH MEMPRODUKSI JAMUR TIRAM :
1. Siapkan serbuk kayu gergajian albasia. Rendam selama 0-12 jam (bergantung pada spesies/strain serbuk kayu yang digunakan).
2. Tiriskan sampai tidak ada air, pada hari itu juga dengan mengunakan saringan kawat atau ayakan kawat.
3. Membuat subtrat/media tumbuh, pada hari itu juga. Tambahkan 5-15 % bekatul atau polar (bergantung pada spesies/strain yang digunakan), 2% kapur (CaCO3), 2% gypsum (CaSO4) dan air bersih, diaduk merata, kadar air substrat 65%, pH 7.
4. Distribusikan kedalam baglog polipropilen pada ahri itu juga. Padatkan dalam wadah tersebut, beri lubang bagian tengah, dipasang mulut cincin pralon, kemudian ditutup dengan kapas/kertas minyak.
5. Sterilisasi/pasteurisasi, satu hari kemudian. Simpan dalam kamar uap atau kukus dalam drum dengan suhu media di dalam baglog 95-120 derajat C selama 1-3 kali 8 jam bergantung pada jumlah substrat yang akan di pasteurisasi.
6. Inokulasi substrat dengan spawn di ruang inokulasi. Setelah suhu bag log substrat turun sampai suhu kamar, inokulasikan bibit pada substrat dalam laminar flow. Bibit 10-15gr/kg substrat.
7. Inkubasi bag log substrat (pertumbuhan miselium 15-30 hari). Rumah jamur/kubung/ruang inkubasi dijaga tetap kering dan bersih, suhu 22-28 derajat C tanpa cahaya.
8. Bag log substrat dibuka cincin dibuka (7-15 hari kemudian). Cara membuka berbeda-beda, tergantung jenis jamur kayu yang digunakan.
9. Bag log disusun di rak dalam rumah jamur (pertumbuhan jamur 10-15 hari kemudian, tumbuh pin head/bakal tumbuh buah). Bakal tumbuh buah tersebut disiram air bersih agar jamur tumbuh. Untuk jamur tiram, yang disiram rumah jamurnya. Untuk jamur kuping penyiraman langsung pada substrat sampai basah kuyup. Suhu rumah jamur 16-22 derajat C RH : 80-90 %.
10. Panen jamur tiram/kuping. Panen kurang dari 9 kali dalam waktu kurang dari 1,5 bulan tergantung cara pemeliharaan/penyiraman jamur dan kebersihan kumbung. Atau sisa panen 2-5 kali seminggu. Sedangkan pemanenan berikutnya setiap 10-14 hari, selama enam bulan. Tubuh buah yang sudah siap panen harus segara panen agar kualitas jamur baik.
Inilah TINDAKAN DALAM MEMANEN JAMUR TIRAM
Jamur yang telah dipanen harus dibersihkan akarnya, agar tidak mengundang hama penyakit, lalu disimpan di kantung plastik. Jamur tiram yang berkualitas baik memiliki ciri segar, kering dan tidak pecah. Karena itu, bersihkan jamur dari segala kotoran yang menempel pada tubuh buahnya. Jamur tiram bisa diolah menjadi keripik, pepes, oseng-oseng, sop, soto, dan ''daging palsu''.
Faktor penting yang harus diperhatikan dalam budidaya jamur tiram ini adalah masalah higienis, aplikasi bibit unggul, teknlogi produksi bibit (kultur murni, bibit induk, bibit sebar), teknologi produksi media tumbuh/substrat dan pemeliharaan serta cara panen jamur tiram.
Analis usaha budidaya jamur UNTUK PEMULA
Biaya pembuatan kumbung kapasitas 10.000 Baglog = Rp 2.000.000
Biaya pembelian bibit Rp.1.700 X 10.000 baglog = Rp 17.000.000
Biaya instalasi dan pemasangan pipa air = Rp 150.000
Biaya pegawai tetap = Rp 500.000
Biaya listrik = Rp 150.000
Biaya Transportasi (6 bln) = Rp 250.000 +
Biaya Produksi = Rp 18.050.000
Kemampuan tumbuh jamur setiap baglog:
0,4 X 1,80 kg = 0.72 kg/baglog 0,72 X 10.000 = 7200 kg
Pendapatan
Jika harga jual jamur tiram di pasar per kilogram: Rp.8.000,-
maka Rp. 8.000,- x 7.200 kg = Rp 57.600.000
Keuntungan bersih (6 bln) penjualan jamur tiram segar Penghasil Kotor: – Biaya Produksi = Rp.57.600.000 – Rp.18.050.000 (Modal THP 2) = Rp 39.550.000
JADI KEUNTUNGAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM 10.000 BAGLOG SELAMA 6 BULAN SEBESAR "Tiga puluh Sembilan Juta Lima Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah"
Untuk Analisis secara lengkap, silahkan saudara unduh file di sini BUDI DAYA JAMUR TIRAM Semoga sukses berusaha sampingan Budidaya Jamur Tiram.
7 Keistimewaan Hari Arafah, Hari Yang Dinantikan Jutaan Umat Islam
1 hari yang lalu
7 komentar:
jamur tiram memang cukup mudah dibudidayakan, tapi untuk di wilayah kecamatan majenang saat ini pamornya mulai menurun, bahkan ada beberapa pembudidaya gulung tikar. hal ini terkait kurangnya demand atau permintaan dari pasar, sehingga terkadang banyak jamur terbuang krena busuk
kunjungan gan.,.
bagi" motivasi.,.
Kegagalan tidak seharusnya membuat kita rapuh .,.
tapi justru itulah cambuk kita menuju kesuksesan.,.
di tunggu kunjungan balik.na gan.,.,
makasih banyak atas semua info nya ,,
kl ga laku y di bagi2,pasti pd mau...
ikut menyimak gan
nice info gan
waaah....
bisa"....
Posting Komentar