Mukodimah :
setelah membalas komennt di postingan video payudara maut, ular mati setelah menggigitnya dan pemakain silicon dan kerugiannya muncul ide setelah melihat berita di TV sangat mendebarkan hati, teror bom melanda negeri ini ,kegundahan dan kepanikan tercipta termasuk yang melihat TV. Bom buku yang pertamakali muncul dan membawa korban menimbulkan kecurigaan dimana-mana terhadap paketan misterius atau bungkusan hitam, atau apalah yang biasanya tidak diperhatikan sekarang harus diwaspadai. Mereka pantas dibunuh merupakan judul buku yang digunakan meletakkan bom dan pernah muncul setelah penyerangan pos-pos polisi sekitar tahun 2009 . Mau nulis tentang bom saya kira tidak ngemeet denga tema blogg Nyach's and Company MMS jadinya saya nulis saja sebagai pesan kepada pembaca tentang kebudayaan di Malang selatan tempat tumpah darahku/tempat kelahiranku juga budaya di daerah yang pernah sebagai tempat merantauku di Sulawesi Selatan.
Mereka tidak pantas dibunuh !!!!!!! by http://okemms.blogspot.com
Budaya "SOGUKAN" di Malang selatan.
Malang selatan yang terdiri dari berbagai kecamatan ini mempunyai kebudayaan yang disebut "SOGUKAN" yang sering ikut meramaikan acara2 peringatan HBI (Hari Besar Islam) atau HBN(Hari besar Nasional) . Sogukan berawal dari hajatan penduduk untuk menyambut tamu-tamu undangan yang hadir memberi do'a restu dan sumbangan yang tidak sedikit. Sumbangan itu berupa uang yang mencapai jumlah jutaan rupiah atau berupa barang berharga seperti kendaraan sepeda motor atau mobil atau berupa hewan peliharaan sperti sapi dan sebagainya.
SOGUKAN juga digunakan untuk menyambut kehadiran pejabat negara yang berkunjung ke suatu daerah di Malang Selatan seperti Kalipare, Pagak, Donomulyo, Bantur atau lainnya .
Kehadiran pejabat jika disambut dengan sogukan maka acara kelihatan sangat meriah. Apalagi jika keberadaan sogukan dikombinasi dengan yang lain, seperti tampilan ular sanca yang dipakai selendang/kalung oleh salah satu sakerawati seperti acara penyambutan Bapak Bupati Rendra Krisna (Bupati Malang) di Kecamatan Pagak 2 Minggu yang lalu. Dan semakin mengesankan ketika ular sanca ini dikalungkan kepada Bapak Kapolsek Pagak.
Sogukan merupakan budaya yang dilestarikan oleh kawan-kawan yang bersal dari suku Madura. Banyak yang menyebut sogukan ini dengan nama sakera.
Sakera adalah seorang tokoh di Madura yang melegendaris di suku Madura dicerita keperkasaannya dalam membela harga diri keluarga yang dikenal dengan istilah carok. Semboyan yang muncul dari legenda sakera ini adalah "Tembeng pote mata angorah pote tollang (translatte : daripada putih mati sebih baik putih tulang) yang artinya daripada hidup malu lebih baik mati.
Terlihat juga dari pakaian yang dikenakan oleh barisan Sogukan yaitu pakaian adat suku Madura yang sekaligus diangkat sebagai pakaian daerah Jawa Timur.
Mereka tidak pantas dibunuh !!!!!!! by http://okemms.blogspot.com
Budaya "RAMBU SOLO'" di Tator Sulawesi Selatan.
Meskipun hanya 3 tahun saya merantau di Sulawesi Selatan tepatnya di daerah Tator/Tana Toraja ,saya sangat ingat dengan budaya daerah ini, yaitu upacara kematian yang disebut Rambu Solo'. Acara yang tidak pernah saya jumpai di Tanah Jawa, dan merupakan acara yang sangat mewah dipandang dari segi pendanaan.
Pesta adat Rambu Solo yang menjadi budaya orang Tator ini membuat saya harus menghadiri walaupun saya harus membawa bekal makanan sendiri karena secara agama gak boleh mengkonsumsi dari hasil persembahan.
Pesta kematian (Rambu Solo) digelar anggota keluarga di Tator merupakan acara yang lama dan mahal, lama persiapannya juga lama pelaksanaannya. Ada acara yang digelar selama 15 hari dan menelan biaya sedikitnya Rp3,5 miliar. Acara ini dilaksanakan dengan lengkap sesuai adat karena akan menyembelih 108 ekor kerbau. Ada ratusan kerbau dari 17 jenis, mulai dari lotong boko', saleko, bonga tenge', bonga tua, tekken langi', ta'bu sura', sokko', balian pampang lalan, dan jenis lainnya yang jarang ditemukan di luar Toraja.
Bagaimana tidak memerlukan dana yang besar kalau kerbau ta'bu sura' yang paling mahal senilai Rp270 juta. Ada juga kerbau saleko seharga 195 juta dan kerbau bertanduk 1,3 meter seharga Rp160 juta. Selain itu juga ada hewan sembelihan lainnya seperti kuda hitam, kuda putih, kijang, anoa, dan ratusan babi.
Tujuan Rambu Solo juga untuk melestarikan adat istiadat Toraja serta mendukung promosi pariwisata Toraja. Ini juga bagian dari penghormatan terakhir segenap anak-cucu kepada almarhumah.
Ada acara-acara yang menjadi tontonan seperti pasilaga tedong ( mengadu kerbau) dan salah satu yang menjadi tontonan khusus dalam Rambu Solo , adalah batu simbuang (tempat menambatkan kerbau) yang akan ditarik warga ke lokasi acara (Rante) di Lembang Deri, kecamatan Sesean, Toraja Utara. Simbuang itu berukuran 12 meter dan merupakan simbuang terbesar yang pernah ada dalam upacara Rambu Solo' di Toraja ini ada di acara rambu solo' Nenek Tapu' Deri Kecamatan Sesean..
Acara yang seharusnya di laksanakan pada Oktober lalu ini diputuskan ditunda ke Desember sebagai bentuk sumbangsih bagi pengembangan pariwisata Toraja, khususnya Lovely December.
Pesta adat Rambu Solo yang menjadi budaya orang Tator ini membuat saya harus menghadiri walaupun saya harus membawa bekal makanan sendiri karena secara agama gak boleh mengkonsumsi dari hasil persembahan.
Pesta kematian (Rambu Solo) digelar anggota keluarga di Tator merupakan acara yang lama dan mahal, lama persiapannya juga lama pelaksanaannya. Ada acara yang digelar selama 15 hari dan menelan biaya sedikitnya Rp3,5 miliar. Acara ini dilaksanakan dengan lengkap sesuai adat karena akan menyembelih 108 ekor kerbau. Ada ratusan kerbau dari 17 jenis, mulai dari lotong boko', saleko, bonga tenge', bonga tua, tekken langi', ta'bu sura', sokko', balian pampang lalan, dan jenis lainnya yang jarang ditemukan di luar Toraja.
Bagaimana tidak memerlukan dana yang besar kalau kerbau ta'bu sura' yang paling mahal senilai Rp270 juta. Ada juga kerbau saleko seharga 195 juta dan kerbau bertanduk 1,3 meter seharga Rp160 juta. Selain itu juga ada hewan sembelihan lainnya seperti kuda hitam, kuda putih, kijang, anoa, dan ratusan babi.
Tujuan Rambu Solo juga untuk melestarikan adat istiadat Toraja serta mendukung promosi pariwisata Toraja. Ini juga bagian dari penghormatan terakhir segenap anak-cucu kepada almarhumah.
Ada acara-acara yang menjadi tontonan seperti pasilaga tedong ( mengadu kerbau) dan salah satu yang menjadi tontonan khusus dalam Rambu Solo , adalah batu simbuang (tempat menambatkan kerbau) yang akan ditarik warga ke lokasi acara (Rante) di Lembang Deri, kecamatan Sesean, Toraja Utara. Simbuang itu berukuran 12 meter dan merupakan simbuang terbesar yang pernah ada dalam upacara Rambu Solo' di Toraja ini ada di acara rambu solo' Nenek Tapu' Deri Kecamatan Sesean..
Acara yang seharusnya di laksanakan pada Oktober lalu ini diputuskan ditunda ke Desember sebagai bentuk sumbangsih bagi pengembangan pariwisata Toraja, khususnya Lovely December.
Masih banyak budaya Indonesia yang perlu kita lestarikan keberadaannya, tidak pantas kalau dibunuh atau dihapus dari negeri ini.
27 komentar:
benar pak budaya pesta kematian di Tator betul-betul mahal saya punya rekan guru disini yang berhutang sampai 40 juta untuk potong kerbau ketika ayahnya meninggal, btw bener pak saya ganti profile seo cetek karena merasa masih sangat buta dengan SEO
benar... siapakah peneror itu, semoga hatinya dibuka supaya tdk membuat org menderita...
@smp 3 lembang : Budaya Bang sulit, di ubah. tentang SEO apalagi saya. Seperti blogg ini saya ketik namanya eh yang muncul url org lain yg pernah aku komennt ha ha ha
@Aris Catatan si Bou : he he ketahuan klo hanya membanca mukodimah saja.
bener bro... lestarikan budaya kita.. klo bukan kita sapa lagi ya.. go indonesia go go.. walah semangatttt amat:)
Kunjungan balik sobat, terima kasih atas kunjungannya...
Cintai budaya sendiri sebagai sebuah kebanggan, jangan malah bangga dengan budaya asing yang belum tentu selaras dengan kehidupan kita
@kamal : iya setuju Bro semangat
@Aini sastra : terimakasih balik
@ Mas Aji : betul sekali mas, kiprah lokalku semoga berdampak nasional, ups PD amat ya
kalo udah berhadapan dengan soal kebudayaan.. kadang banyak cara dilakuin meski melanggar kelestarian lingkungan..
susah emang ngubahnya.. dilema antara melestarikan busaya atau menyelamatkan lingkungan
Saya juga khawatir takut lenyap ...
Mereka tidak pantas dibunuh !!!!!!!
Jgn sampai.....,
Kebudayaan yang baik dan bermanfaat untuk kehidupan berbangsa dan bernegara patut dilestarikan, dan tidak selayaknya ada pembunuhan segala, lewat bom atau bom buku atau buku mereka pantas dibunuh, kita pererat persaudaraan sebagai warga negara indonesia dengan melestarikan kebudayaan yang ada di nusantara.
@Gaphe : kebudayaan yang seperti itu harus ada pengendali mas, sayang sekali dg lingkungan.
@Nurul Iman : saya juga takut kehilangan mas
@Wawank : setuju mas
@Pandi : iya mas kita lestarikan yang baik.
Hmm soal bom sob, sepertinya itu hanya pengalihan isu saja, karena kan pemerintah lagi disorot soal isu wikileaks. Iya kan? Coba deh perhatiin, setiap ada isu yang menggoncangkan pemerintah pasti aja ada bom. :)
itu budaya yang harus dilestarikan
mereka tidak panatas dibunuh
@iam : terimakasih atas kunjungannya, soal bom saya juga beranalisa begitu, yang gak boleh musnah budaya dan karakter bangsa.
@Attayaya : betul Bro, jangan musnahkan dengan bom
Ditempat saya ada yang namanya Sakera.., tapi Sakera ditempatku adalah sebuah Pantai...
Kebudayaan yang sudah tercipta sejal awal ..bener banget sangat sayang dan jangan di bunuh.
@Ibu Dini : akur deh sip sip
budaya yg harus dijaga
Seharusnya kita mencontoh Cina atau Jepang dimana budaya masih dijunjung tinggi tetapi teknologi tetap berkembang maju .....
Greetings! Very helpful advice within this article! It is the
little changes that will make the most significant changes.
Thanks for sharing!
Posting Komentar